Kamis, 08 November 2012

"untuk alm. k`alam"

tubuh ini gemetar. terlinang air mata. itu yang aku rasakan saat ini. aku mendengar kbar kbar yang bisa membuat awan putih menjdi mendung olehmu. krena tingkahmu, katamu, dan apa saja tentng dirimu yang tidak bisa terlupakan. kita tidak ada. kemudian terlahir. lalu tidak ada lagi. tapi kami yakin dirimu akan menanti kita di alam sana. kita pasti akan berjumpa lagi. tuhan. sayangi dirinya seperti kami menyanyanginya. maafkan dirinya seperti kami merasa tidak ada yang perlu dimaafkn dri dirinya.. tempatkan dirinya disurgamu seperti kami menmpatkannya di hati kami.

Selasa, 30 Oktober 2012

surat kecil untuk batu

bagaiman aku harus menyusun kata dikerasmu jika rasa ini mampu untuk menulis satu huruf aku akan selalu menyicilnya tapi kerasmu membuatku luluh dalam rasa apa mungkin kau punya pena sendiri? aku berkelana untuk menggadaikan diri jika dirimu mampu merasakan ini mungkin kini kau mnjdi air yang mengalir semua hanya bayang semu belaka harapan dan harapan surat kecil untuk batu

untukmu

untukmu yang dulu... berkulit halus bgaikan celupan jari dalam air.. berbadan kokoh seperti teguhnya rasa sayngmu.. kini... kulit itu menjadi hitam dan bergaris kasar.. tubuh yang mulai mengucil... kini... anakmu yang dulu ingusan.. ditumbuhi bulu-bulu kecil.. diatas bibir, dibawah bibir, bahkan setiap tempat yang tertutup.. kini.. dan sekarang.. akan siap menjadi apa tentang asamu dan asaku...

tabe

tabe.. 20 tahun aku dibesarkan di tanah kaili.. banyak cerita tentunya.. ayah dan ibuku yang berdarah jawa timur.. merantau di tanah kaili demi anak-anaknya.. panas dan kerasnya tidak pernah merobohkan tekat.. ini hanya sebuah cerita singkat tentang siapa diriku.. kini.. diriku sangat rindu akan tanah kaili.. asalmu dari mana? "tanya seorang teman" dengan bangganya aku menjawab aku dari palu sulawesi tengah,. palu ngataku.. tabe tupu ta`ala.. tabe roa.. tabe.. sekarang aku adalah putra kaili yang sedang merantau.. dan akan kembali. tabe..

mak, pak

mak, pak. disaat hati ini berkecamuk ingin rasanya ku memelukmu namun apalah daya diriku yang sendiri ini jauh darimu membuatku masuk dalam kesedihan kutumpahkan rasa unu dalam sajak ini sajak yang nantnya akan selalu menemaniku sajak yang selalu menghiasi perasaan ini sajak yang selalu mengingatmu ingin rasa ini kutumpahkan padamu agar aku tidak menjadi anak yang malang aku menangis dalam hati yang berkecamuk dan rindu ingin memelukmu mak, pak. jarak memang musuh yang harus kubunuh cita-cita harus kukejar namun apalah daya diriku ini jika aku tidak mampu menggapai bintang aku meraskan doamu aku merasakan harapanmu aku meraskan kerinduanmu aku merasakan penantianmu namun apa lah arti diriku ini aku anakmu yang terduduk diatas kursi yang rapuh rapuh oleh pikiran-pikiran.